Yanuar Prihatin Figur Pemimpin Santun dan Nyantri
Oleh: Dadang Hendrayudha
Figur H. Yanuar Prihatin, M.Si, sebagai Calon Bupati Kuningan yang berpasangan dengan H. Udin Kusnedi, SE, M.Si yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN) dan didukung Partai Bulan Bintang (PBB) nomor urut 3 pada Pilkada 27 November 2024, memang berbeda dibandingkan dengan calon lainnya.
Kenapa demikian, H. Yanuar Prihatin, M.Si, ketika berbicara dengan tamu yang datang ke rumahnya atau kampanye tatap muka dan rapat terbatas dengan warga masyarakat sama sekali tidak terpengaruh oleh perseteruan Paslon Bupati dan Wakil Bupati nomor 1 dan 2. Kedua Paslon itu saling menyerang di media sosial sehingga menimbulkan penilaian buruk dari masyarakat.
H. Yanuar Prihatin, M.Si, tetap santun dan rendah hati ketika berbicara dengan masyarakat, tata bahasa yang enak didengar dan setiap ucapannya mudah dipahami serta dimengerti oleh orang yang mendengarnya.
Padahal mantan anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa selama dua periode (2014–2019 dan 2019–2024) Daerah Pemilihan Jawa Barat X (Kuningan, Ciamis, Banjar, Pangandaran) dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu levelnya sudah tingkat nasional namun tetap sederhana.
Jika dilihat dari nasab (berdasarkan hubungan darah, baik ke atas, ke bawah, maupun ke samping), H. Yanuar Prihatin, M.Si, merupakan pemimpin yang ideal dan mumpuni, baik pendidikan formalnya maupun mental spiritualnya.
Apalagi H. Yanuar Prihatin, M.Si, lahir dari keluarga santri putera sulung tokoh nasional asal Desa Cipetir, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan, KH. Ahmad Bagdja (Sekjen PBNU era Gus Dur 1994−1999 dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada 1998−2003) sehingga sangat dekat dengan para kiyai dan pondok pesantren.
Sekarang bukan soal pandai di bidang pemerintahan saja tapi mampu membentuk Kabupaten Kuningan menjadi kabupaten religius dan beradab karena sekarang banyak orang pintar tapi tidak beradab. Pemimpin yang latar belakangnya dari keluarga pesantren atau keturunan kiyai memegang teguh prinsip Islam yaitu Baldatun Thaibatun membangun negara yang sejahtera.
Mencari pemimpin tidak sekedar mampu memajukan ekonomi masyarakat tapi pemimpin yang paham dalam bidang agama dan mampu memajukan pendidikan Islam di Kuningan, termasuk sarana prasarana di pondok pesantren dan kesejahteraan Ustadz dan Ustadzah.
Penulis berkeyakinan, H. Yanuar Prihatin, M.Si, mempunyai keinginan membentuk generasi muda yang madani, karena kondisi sekarang bisa dilihat pendidikan Islam sudah mulai termarginalkan atau terkesampingkan, maka harus ada perubahan dalam menjalankan sistem pemerintahan di Kabupaten Kuningan.
"Menuju KUNINGAN EMAS (Ekonomi Maju Adil Sejahtera) sudah waktunya santri menjadi pemimpin Kabupaten Kuningan."
Penulis: wartawan kamangkaranews.com anggota PWI Kabupaten Kuningan.
Post a Comment