PBSI Uniku Kembali Gelar Semarak Bulan Bahasa
KUNINGAN,- Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan (Uniku) kembali menggelar Semarak Bulan Bahasa Jilid VIII yang akan berlangsung selama empat hari berturut-turut, Senin-Kamis, (28-31/10/2024).
Dilansir dari Humas Uniku, Acara "SEMBAH Jilid VIII" ini diawali dengan Seminar Nasional bertema "Literasi dan Teknologi Bahasa Indonesia di Era Kecerdasan Buatan”melalui platform zoom meeting.
Seminar Nasional Semarak Bulan Bahasa Jilid VIII dihadiri ±200 mahasiswa dan masyarakat umum, dengan rangkaian kegiatan yang mencakup penyampaian materi hingga hiburan yang telah teragendakan.
Pagi tadi, Senin (28/10) acara ini diisi dengan penyampaian materi dari beberapa narasumber yaitu Dr. Imam Syafi'i, M.Pd (Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka), Prof. Dr. Yeti Mulyati, M.Pd (Universitas Pendidikan Indonesia), Dr. Juanda, M.Pd (Universitas Negeri Makasar).
Dalam paparannya, para narasumber membahas peran literasi dan teknologi, khususnya di tengah kemajuan kecerdasan buatan yang semakin pesat. Mereka menguraikan tantangan dan peluang yang muncul seiring dengan perkembangan zaman serta pentingnya kemampuan literasi digital dalam perkembangan dan pembelajaran Bahasa Indonesia.
Di zaman serba AI (kecerdesan buatan) mampu membuat Bahasa Indonesia menjadi mudah di pahami. Namun demikian, para narasumber menyampaikan juga akan sebuah rasa kecemasan peran AI dalam kehidupan. Kreativitas manusia itu harus lebih unggul dan ditonjolkan dibandingkan dengan AI karena pemikiran akal manusia itu lebih utama dibandingkan AI.
Dr. Imam Syafi'i sebagai pemateri pertama menyampaikan peran AI dalam pembelajajaran yang harus dikolaborasikan dengan teknologi-teknologi yang relevan karena arus perubahan tidak bisa lagi dibendung dengan hadirnya AI.
"Kebutuhan AI dalam pendidikan harus mendorong guru dalam memanfaatkan media teknologi yang tepat guna tanpa meningalkan kemampuan individu yang dibentuk melalui pendidikan," katanya.
Prof Dr. Yeti menjelaskan, literasi dalam materinya yang berkenaan dengan kemampuan membaca dalam media teknologi sehinga apa yang dibaca dan diperoleh dalam AI dapat disaring kembali berdasarkan kebutuhan pengguna.
Dalam AI dan literasi atau kemampuan Prof. Dr. Yeti menyatakan bahwa, kebutuhan siswa di pendidikan dasar dan menengah adalah untuk membuat sebuah karya yang orisinil dan kemudian dibantu AI untuk mengecek dan memberikan saran perbaikan sehinga ada proses belajar yang terjadi antara manusia dan AI yang saling bertukar infomasi.
Dr. Juanda dalam pemaparan materinya memberikan sebuah pandangan baru tentang penelitian di bidang artificial intelegence dan menyatakan banyak kelemahan dalam AIAI dan mencontohkan bagaimana AI bisa digunakan dalam proses menulis kreatif dan menulis akademis.
"Tapi contoh itu hanyalah satu ruang laboratorium bagi manusia yang harusnya bisa dimanfaatkan untuk mendukung individu mahsiswa atau menjadi topik yang kemudian jadi bahan penelitian yang dibuktikan dengan tulisan beliau yang telah masuk scopus tentang kecerdasan buatan," katanya.
Seminar nasional ini telah menjadi inspirasi yang relavan bagi mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi dalam bidang bahasa dan pendidikan bahasa sehingga guru, mahasiswa dan penonton umum dapat mendukung peraturan baru tentang AI masuk perguruan tinggi. ***
Editor: deha.
Post a Comment