Pilkada 2024, Menuju Kuningan BERKAH


Oleh: H. Yusron Kholid, S. Ag, M. Si. 

Pemilihan Kepala Daerah  2024 semakin dirasakan gaungnya, terlebih ketika media gencar mempublisir gerak masif para bakal calon bupati dalam kerangka memenuhi harapan dukungan masyarakat dan pertimbangan rekom pusat.

Meski secara de facto belum dapat diketahui siapa berpasangan dengan siapa, namun hampir semua bakal calon memposisikan dirinya sebagai calon bupati yang siap membangun Kuningan.

Pilkada 2024 disinyalir berarah rasa pilpres, sehingga nama nama calon yang muncul dan atau termunculkan sebagai figur yang dikategorikan mumpuni masih sama sama menunggu arah kepentingan politik nasional yang diyakini akan beririsan dengan penguatan kebijakan daerah.

Tentu dalam dinamika yang serba berpenantian itu, ekspektasi publik tetap merindukan siapapun bakal calon yang direkomendasi pusat bergigih upaya untuk terus memperbagus daerah menuju Kuningan Berkah. 

Berkah dalam arti Jiyadatul Khoir atau ada peningkatan kebaikan. Berkah dalam arti orientasi dapat dimaknakan sebagai ikhtiar nyata dan sungguh sungguh untuk mewujudkan Kuningan yang BerKemajuan, Agamis dan Hijau. 

Berkemajuan kualitas pendidikannya, kesehatannya, ekonominya, pertanian, wisatanya, kesejahteraannya dan lainnya.
Agamis tentunya patut menjadi nilai dasar semangat menggerakan pembangunan terutama terbinanya masyarakat yang teguh imannya, baik ibadahnya serta bagus amaliyah atau priduktifitasnya.

Adapun Kuningan Hijau merupakan strategi penguatan ekosistem daerah khususnya pelestarian alam dimana gunung ciremai sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat wajib dijaga dan dimuliakan sebagai sumber mata air yang sangat vital bagi kehidupan semua.

Tantangan pembangunan daerah dengan segala dinamika dan problematikanya akan selalu ada, namun komitmen luhur para pengambil kebijakan yang jelas dan berintegritas, mengedepankan keadilan dan kesetaraan dalam pembangunan serta peneguhan prinsip keteladanan, Insya Allah semua akan dimudahkan jalan keluarnya.

Untuk menyelesaikan pembangunan yang sempurna terletak pada prosesnya dan bukan pada endingnya. Jadi klausul sosiologisnya Maa Laa Yudroku kulluh Laa Yutroku kulluh...jika tidak dapat diselesaikan semuanya maka janganlah ditinggalkan seluruhnya.

Semoga Kuningan BERKAH  dapat tercapai dalam bingkai NKRI yang baldah thoyyibah warobbun ghofuur.

*)Penulis: Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kuningan.


Diberdayakan oleh Blogger.