Peringati 79 Tahun Kemerdekaan RI, Dosen Uniku Turut Pameran Galeri Seni Luar Ruang Terbesar di Indonesia Kerja Sama JICAF dan AMLI




KUNINGAN,- Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 2024 telah menginspirasi para pemangku kepentingan utama ekonomi kreatif, khususnya di bidang seni visual dan media luar ruang. Melalui kerja sama antara JICAF (Jakarta Illustration & Creative Arts Fair) dan AMLI (Asosiasi Media Luargriya Indonesia), hari bersejarah ini dirayakan dengan peluncuran galeri seni luar ruang terbesar di Indonesia (Indonesia’s Largest Out-of-Home Art Gallery).

Dilansir dari Humas Universitas Kuningan (Uniku) Senin (19/8/2024) pameran besar tersebut menampilkan 79 karya seniman visual Indonesia yang dipamerkan di ruang publik dengan dukungan penuh dari asosiasi industri dan pemilik media luar ruang.

Pada peluncuran itu, sebuah kompilasi video dari 79 karya seni ini ditayangkan secara serentak pada pukul 17:08 WIB selama 45 detik—melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia.

Video ini disiarkan di semua layar LED dan media luar ruang di lokasi ikonik di Jakarta, termasuk Bundaran Hotel Indonesia, jalan Sudirman dan Thamrin, stasiun MRT, serta berbagai media luar ruang lainnya di seluruh negeri.

Dari 79 karya seni yang ditampilkan, salah satu karya dari dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Ilmu Komputer (FKOM) Universitas Kuningan (Uniku) ikut termasuk di dalamnya, yakni karya berjudul “The Traveler” ciptaan Azhar Natsir Ahdiyat (Ajay Ahdiyat).

Seniman-seniman lainnya yang terlibat yaitu Abenk Alter, Agil8, Antonio Reinhard, Aosoora, Ardhira Putra, Arris Aprillo, Arya Mularama, Atmos, Bethania Brigitta, Carrot is Wortel, Ceyza Amera, Chenny Aviana, Crackthetoy, Dean Ananta, Dudu, Ega Mawardani, Elicia Edijanto, Ferroza Carl, Fetradanu, Firology, GULA, Gusde Sidhi, Henky Jaya Dinata, Imelda Adams, Isha Hening, Jeanifer Youngky, Josep Tri Ronggo, Juki dan Kathox.

Kemudian, Kathrin Honesta, Kemas Acil, Kevin Varian, Kong Andri, Liunic, M. Fatchurofi, Maryam Nisa, Mirfak Prabowo, Mochtar Sarman, Muhammad Iqbal, Nabila Adani, Nadya Noor, NIKOJUTSU, Nugraha Pratama, OLI, Owi Liunic, Pinot, Popomangun, Precious Junkz, RA Katamsi, Rajaya Yogaswara, Rensi Ardinta, Rezza Rainaldy, Rizal Ulum, Royes dan Rubahitam. 

Selain itu pula, Rukmunal Hakim, Sanchia Hamidjaja, sarkodit, Serotonnin, Sheila Rooswitha Putri, SIGIT EZRA, Skudeye, Stereoflow, Subjekt Zero, Tahilalats, Tanya Eirena Yeru, Thy Atelier, TUTU, ugiio, Varsam Kurnia, Wanda Almira, Wickana, Winny Astrini, Wulang Sunu, Yasmin Daud, Ykha Amelz, Yoel Kristiandi dan Yudit Halim.

Siaran serentak ini menandai momen unik dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam apresiasi seni, yang didedikasikan khusus untuk merayakan Kemerdekaan Indonesia.

"Dengan menampilkan karya 79 seniman pada layar LED di sekitar landmark paling ikonik di Jakarta, kami berupaya mendekatkan seni dengan audiensnya dengan membawa kreativitas ke ruang publik, kata Yoga Prathama, Direktur Program JICAF.

Ahmad Mahendra, Direktur Film, Musik, dan Media sekaligus Plt. Kepala Badan Layanan Umum Museum Warisan Budaya di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, menyatakan, kerja sama ini merupakan bukti kuat dari apresiasinya terhadap seni Indonesia.

"Dengan membawa karya seniman visual kami ke ruang publik melalui media luar ruang, kami tidak hanya merayakan kemerdekaan, tetapi juga memperkuat identitas nasional, warisan budaya, dan semangat kreatif kita. Seni visual yang dipamerkan di lokasi strategis ini menegaskan peran seni sebagai jembatan yang menghubungkan budaya kontemporer dengan masa depan Indonesia yang lebih maju dan kreatif,”katanya.

Sementara itu, Ketua AMLI Indonesia, F. Bernadi, mengatakan, inisiatif ini adalah perpaduan antara kreativitas seniman dan teknologi LED luar ruang untuk menyampaikan pesan yang berdampak dan visual yang indah, sehingga perayaan Hari Kemerdekaan menjadi lebih menarik dan bermakna. 

"Inisiatif ini adalah perpaduan antara kreativitas seniman dan teknologi LED luar ruang untuk menyampaikan pesan yang berdampak dan visual yang indah, sehingga perayaan Hari Kemerdekaan menjadi lebih menarik dan bermakna," ujarnya. 

Bernadi juga menekankan bahwa perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 harus dimulai sekarang, dengan membangun komunitas dan kolaborasi di garis depan. Inisiatif ini berfungsi sebagai katalisator untuk melibatkan pelaku industri kreatif dalam memperkuat upaya kolaborasi dengan membangun hubungan yang lebih kuat dengan berbagai pemangku kepentingan.

Hal ini juga berkontribusi pada pertumbuhan dan profesionalisme industri kreatif Indonesia dengan menjunjung tinggi standar tinggi dalam penyampaian konten visual. (red)

Diberdayakan oleh Blogger.