Yanuar Prihatin, Figur Pemimpin yang Dirindukan Masyarakat Kuningan




KUNINGAN (KN),- Dukungan kepada Yanuar Prihatin sebagai Calon Bupati Kuningan dari PKB pada Pilkada 27 November 2024, seakan tak pernah berhenti. Sebelumnya dari warga yang berdomisili di Kuningan, sekarang perantau Kuningan secara random sampling turut bicara dan mendukung Yanuar Prihatin.

Adalah Hamdi Ramdhani (30), warga Desa Muncangela, Kecamatan Cipicung, saat ini bekerja di perusahaan swasta di Bangka Belitung, mengatakan, jika dilihat dari nasab (berdasarkan hubungan darah, baik ke atas, ke bawah, maupun ke samping), Yanuar Prihatin merupakan pemimpin yang dirindukan masyarakat Kabupaten Kuningan.

"Sekarang bukan soal pandai di bidang pemerintahan tapi mampu membentuk Kabupaten Kuningan menjadi kabupaten religius dan beradab," katanya, kepada kamangkaranews.com, melalui telepon selulernya, Selasa (18/6/2024) malam.

Kenapa demikian ?, kata Hamdi, karena sekarang banyak orang pintar tapi tidak beradab. Pemimpin yang latar belakangnya dari keluarga pesantren atau keturunan kiyai memegang teguh prinsip Islam yaitu Baldatun Thaibatun membangun negara yang sejahtera.

"Untuk lembaga pendidikan terutama pendidikan Islam tentunya akan sangat diperhatikan oleh Kang H. Yanuar Prihatin M.Si," kata pria lulusan Universitas Padjadjaran itu.

Ia mengaku optimis, kalau Yanuar Prihatin setelah dilantik menjadi Bupati Kuningan, punya keinginan membentuk generasi muda yang madani, karena kondisi sekarang bisa dilihat pendidikan Islam sudah mulai termarginalkan atau terkesampingkan, maka harus ada perubahan dalam menjalankan sistem pemerintahan di Kabupaten Kuningan.

"Mencari pemimpin tidak sekedar mampu memajukan ekonomi masyarakat tapi pemimpin yang paham dalam bidang agama dan mampu memajukan pendidikan Islam di Kuningan, termasuk mengantisipasi dan mewaspadai aliran yang menyesatkan dengan cara menekan ruang lingkupnya," pungkasnya.

Senada dengan itu, Dedi Sutardi, warga Cilimus yang sekarang bekerja di Kota Bogor, mengatakan, pembangunan itu bukan hanya infrastruktur saja tapi termasuk pemberdayaan masyarakat.

"Begitu pula pembangunan pendidikan di sekolah umum perlu tapi jangan lupa sarana prasarana pondok pesantren dan kesejahteraan pengajar atau ustadz/ustadzah honorer harus diperhatikan," katanya.


Pewarta: deha.

Diberdayakan oleh Blogger.