Yanuar Prihatin: Angklung Skala Prioritas Pariwisata Berbasis Seni Kreatif




KUNINGAN (KN),- Pariwisata di Kabupaten Kuningan akan maju jika ada skala prioritas dari ketiga jenis pariwisata yaitu pariwisata alam, pariwisata religi dan pariwisata seni budaya dengan mengembangkan pariwisata berbasis seni kreatif.

"Pariwisata alam, pariwisata religi dan pariwisata seni budaya di Kabupaten Kuningan ada batasnya sehingga tidak bisa di-up karena kalah dibandingkan daerah lain," kata Calon Bupati Kuningan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Yanuar Prihatin, Sabtu (22/6/2024).

Kenapa demikian ?, menurut wakil rakyat dari Dapil Jabar 10 (Kuningan, Ciamis, Banjar dan Pangandaran) itu, pembangunan pariwisata harus memiliki branding, parameternya jelas dan logis.

"Saya tanya kalau orang ditawari wisata ke Gunung Ciremai atau Gunung Bromo, orang akan memilih Gunung Bromo. Artinya pariwisata berbasis alam di Kuningan persaingan dengan daerah lain sangat berat," katanya.

Wisata alam Gunung Ciremai masih bisa dilakukan tetapi bukan sebagai branding Kabupaten Kuningan yang menjadi icon untuk mendatangkan peningkatan ekonomi.

Selanjutnya, pariwisata berbasis spiritual (wisata religi) Kuningan kalah oleh Cirebon karena di sana ada Makam Sunan Gunung Jati. Bahkan dengan di Pamijahan Ciamis, lebih dikenal daripada di Kabupaten Kuningan.

Terakhir, pariwisata seni budaya di Kabupaten Kuningan kalah dibandingkan dengan daerah lainnya terutama Bali. Maka satu-satunya pilihan adalah mengembangkan pariwisata seni budaya berbasis seni kreatif yaitu angklung.

Mengapa angklung ?, karena angklung di Kabupaten Kuningan  mempunyai akar sejarah, mudah diduplikasi, memasyarakat, investasi murah dan pasar internasional sudah terbentuk.

"Pencipta tangga nada pada alat musik angklung semula pentatonis (tradisional) menjadi diatonis (modern) yaitu Pak Kucit berasal dari Citangtu Kabupaten Kuningan," katanya.

Pasar internasional untuk angkung sudah ada dan orang luar negeri telah mengenal alat musik ini. Sektor pariwisata pada dasarnya mengajak orang untuk berkunjung ke tempat wisata dan hal itu bukan hanya wisatawan lokal atau dalam negeri saja tetapi termasuk turis asing.

"Jika di Kabupaten Kuningan bisa menyelenggarakan Festival Angklung Internasional setahun dua kali maka akan mendatangkan uang dari luar, mulai dari hotel, restoran, pengrajin bambu dan lainnya sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Pewarta : deha.

Diberdayakan oleh Blogger.