Realitas Pilkada Kuningan


Oleh: Eka Kasmarandana.

Seharusnya menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, baik di tingkat provinsi dan kabupaten kota, semestinya harus meriah dari jauh-jauh hari dan para bakal calon harus membuka luas ide serta gagasan demi kemajuan di masing-masing daerah pemilihan termasuk di Kabupaten Kuningan.


Menurut penulis momentum pilkada tidak cukup jika hanya dipahami untuk mencari pemimpin baru dan menggantikan pemimpin lama, lebih dari itu pilkada juga bagian untuk mengevaluasi kinerja pemerintahan sebelumnya.


Apalagi terlepas dari hal tadi bahwasanya kondisi Kuningan saat ini sedang tidak baik-baik saja. Banyak PR yang harus di kerjakan untuk membenahi  Kuningan yang lebih baik lagi. 


Pada beberapa sosok yang sampai hari ini masih belum memberanikan dirinya untuk muncul secara lugas dan menyampaikan visi misi nya di permukaan publik/rakyat dan menyatakan diri untuk maju menjadi kandidat sebagai langkah awal. Para bakal calon masih “malu-malu kucing” untuk maju menjadi kepala daerah.


Bahwa segala sesuatu mesti dipersiapkan se-dari awal dan dengan matang berdasarkan berbagai macam perhitungan serta pertimbangan. Dengan menggunakan pendekatan seperti ini, pada saat sekarang sudah saatnya bagi siapa yang meniatkan dirinya untuk maju dan mencalonkan diri sebagai kandidat pemimpin daerah di Kabupaten Kuningan harus keluar dan muncul dipermukaan, agar bisa diketahui masyarakat.


Menjelang gelaran pesta demokrasi khususnya di Kabupaten Kuningan, banyak kalangan termasuk tim yang berada dilingkaran para kandidat tertentu, saat ini pasti lagi kasak-kusuk serta tengak-tengok kesana kemari.


Mereka terus berlomba mencari dan berusaha mengawinkan antar kandidat tertentu. Jadi, sebenarnya, sebelum masuk di kontestasi resmi, sudah muncul kompetisi yang tak kalah menarik perhatian.


Dari sinilah kita akan menemukan makna sebenarnya, arti kata politik sejati itu tak ada kawan maupun lawan. Karena yang terjadi hanyalah sebuah kepentingan semata.


Sayangnya, sejumlah tokoh atau kandidat yang sudah digadang-gadang, semuanya masih malu-malu kucing tapi gak semua sih. Banyak juga yang udah Pede (percaya diri). Berharap, ada momentum yang tepat untuk masuk dan bisa tampil dihati masyarakat. Ada yang kapasitasnya mewakili anak muda, ada kalangan pekerja birokrasi, ada dokter dan juga bos/ pengusaha.


Tetapi, sepertinya semua itu baru sebatas ‘jualan politik’ yang memang punya cukup peluang sebagai kandidat alternatif tapi bukan hanya Popularitas, Elektabilitas, serta Isi Tas, yang di utamakan, tapi ide gagasan dan yang terpenting adalah kualitas.


*)Penulis: Ketua Umum HMI Cabang Kuningan.


Diberdayakan oleh Blogger.