Kuningan Lebih Baik dalam Perspektif Agama


Oleh: H. Yusron Kholid, M.Si.

Seiring dengan menghangatnya bursa percalonan kepala daerah, tak sedikit pemerhati bahkan informasinya ada  salahsatu kandidat bakal calon kepala daerah di Kuningan menyampaikan bahwa saat ini Kuningan sedang tidak baik-baik saja.

Mungkin statemen itu cukup linier dengan realitas faktual yang tercermin dari simpang siurnya soal gagal bayar yang secara administratif dinyatakan pemerintah Kabupaten Kuningan berhutang kepada rakyat.

Selain daripada itu persoalan kemiskinan ekstrim dikisaran 12,3 %, tingginya angka pengangguran antara 7-8 %, infrastruktur khususnya jalan desa di lintas kecamatan pinggiran yang belum sesuai harapan.

Kemudian, keluhan warga yang tidak mampu lunasi tunggakan BPJS, belum terevaluasinya penerima bansos, PKH, keluhan petani terkait subsidi pupuk, rendahnya perhatian terhadap lembaga pendidikan khususnya yang berbasis keagamaan, persoalan masih minusnya PAD,  dan tentunya masih banyak lagi.

Meskipun demikian, secara umum patut disyukuri bahwa kondusifitas Kuningan tetap terpelihara dengan baik, sehingga stabilitas daerah dapat tetap menjadi modal dasar pembangunan.

Persoalan masih belum ditemukannya kiat efektif solusi gagal bayar yang diyakini akan menjadi beban sistemik pemerintah ke depan, bahkan untuk menutupi dengan strategi refocusing disinyalir bisa berefek kurang optimalnya program berjalan, tentu tengah terus disikapi oleh Pj. Bupati dan seluruh stakeholder terkait, sampai mungkin berlanjut oleh kepala daerah ke depan.

Oleh sebab itu, paduan serasi untuk kepala daerah dan wakil kepala daerah ke depan selain paham pemerintahan, visioner, tegas berintegritas, juga memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan Kuningan yang lebih baik.

Dengan indikator awal mampu mengatasi beban utang daerah serta menuntaskan program lama yang baik dan mengkreasi program baru yang lebih baik - Almuhafadhotu 'ala qodimishsholih wal ahdu biljadiedil ashlah".

Dalam pandangan Islam substansi, "Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia termasuk golongan merugi. Bahkan siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia tergolong orang celaka atau dilaknat"

Hari ini dalam dimensi kepemerintahan dapat kita tafsirkan dengan saat ini. Oleh sebab itu pemimpin ke depan fardhu muhasabah - berkesanggupan mengevaluasi, introspeksi serta kontemplasi menuju Kuningan yang lebih baik.

Pemimpin ke depan tidak boleh terlena terlebih hanya berbekal ambisi tanpa prestasi di masyarakat, mengingat trek record pemimpin itu menyisakan masalalu sebagai pengalaman, masa kini sebagai realitas dan tentunya masa depan adalah harapan.

Jika Kuningan ingin lebih baik tentu bagian terpenting dimulai dengan keteladanan para pemimpinnya dalam berkeluarga, bermasyarakat, ber-zakat - infaq - shodaqoh serta beramaliyah hasanah lainnya. Selain itu berkeinginan kuat untuk meniru sifat sifat yang dimiliki  Rosululloh, yakni sifat shiddiq, tabligh, fathonah dan amanah.

Para pengambil kebijakan daerah khususnya bupati dan wakil bupati dengan seluruh perangkatnya kuat komitmen untuk mencintai dan menyayangi rakyat serta merasakan apa yang saat ini dirasakan masyarakat. 

Kepala daerah dan wakil kepala daerah wajib hukmiyah miliki rasa takut kepada Tuhan juga kepada rakyat sebagai pemberi mandat utama.

*)Penulis: Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ciamis dan Kuningan.


Diberdayakan oleh Blogger.