Pilkada Kuningan 2024 Bukan Siapa Jadi Bupati tapi Tidak Miskin Ekstrim
KUNINGAN (KN),- Anggota DPR RI Fraksi PKB, Yanuar Prihatin, mengatakan, Pilkada Kuningan 27 November 2024 bukan siapa yang akan menjadi bupati atau parpol mana yang mengusung tetapi Pilkada itu harus menghasilkan pemimpin yang visioner.
"Proses dan tahapan Pilkada dari dulu kan gitu-gitu aja, ada calon, diusung parpol, dibuka pendaftaran, pencoblosan masyarakat memilih, selesai," kata Yanuar kepada sejumlah awak media, Jumat (22/3/2024) usai berbuka puasa ramadhan.
Tapi ada agenda yang selalu terlupakan, sebenarnya Kuningan 5 atau 10 tahun yang akan datang setelah Pilkada mau dijadikan apa, mengingat keterbatasan daerah sehingga di Jawa Barat, Kuningan termasuk kabupaten dengan indek kemiskinan yang cukup memprihatinkan (miskin ekstrim, red).
"Ini menjadi warning kepada siapa pun kepala daerah yang akan memimpin Kuningan karena bukan persoalan sepele tapi sangat penting," tandas Wakil Ketua Komisi II itu.
Lebih lanjut dikatakan, artinya tiitik tekan untuk peningkatan ekonomi kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas, seperti pendapatan rumah tangga, pendapatan warga yang sudah usia kerja dan seterusnya.
"Ditambah lagi dengan persoalan lapangan pekerjaan dan usaha, pemerintah sebenarnya harus bisa mengukur keterbatasan kemampuan daerah," katanya.
Disebutkan, sektor industri terbatas tidak ada lahan penyerapan tenaga kerja karena Kuningan bukan kota industri dan jika pun ada hanya sekian persennya.
Kemudian, sektor pertanian terjadi degradasi tidak ada regenerasi anak-anak petani lebih memilih ke sektor yang lain. Disamping itu, pula lahan pertanian berkurang karena pembangunan infrastruktur jalan, perumahan dan lain sebagainya.
Sektor wisata juga skalanya terbatas karena lebih kepada usaha private (pribadi) atau kelompok usaha maka penyerapan tenaga yang terbatas. Sektor publik menjadi ASN, PKKK juga terbatas.
"Ini bukan persoalan enteng-enteng bagaimana cara mengatasinya?. Jadi kalau ada kepala daerah mengatakan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, itu dari mana solusinya karena semua titik terbatas," katanya.
Salah satu yang paling mungkin bisa dilakukan adalah membangun usaha tradisi kewirausahaan di lingkungan warga Kuningan terutama anak-anak muda karena hal ini lintas sektor bisa mengatasi keterbatasan penyerapan tenaga kerja.
Pola tersebut akan memunculkan kemampuan kemandirian ekonomi, membuat barang sendiri, membuka pasar sendiri bahkan menciptakan lapangan kerja sendiri.
"Yang jadi persoalan adalah kesanggupan Pemda Kuningan memberikan stimulus. Stimulus itu bukan hanya berupa uang tapi pelatihan, peningkatan wirausaha termasuk yang sudah ada mau diapakan?," tegasnya.
Pemimpin Kuningan harus yang tangguh, visioner, punya komunikasi yang bagus untuk membangun jaringan di luar Kuningan, semangat kerja yang berbeda dan memahami setiap persoalan. Kalau hanya berkutat di Kuningan saja sampai kiamat pun tidak akan selesai-selesai.
Ditanya siap tidaknya maju di Pilkada Kuningan 2024, ia menjelaskan, bahwa hal itu urusan partai politik di DPP PKB bukan DPC, tunggu saja kemana arahnya, ia pun belum tahu tidak bisa berandai-andai.
Pewarta : deha.
Post a Comment