Disparbud Jabar Apresiasi Festival Rajabrana Situ Wulukut 2023
KUNINGAN (KN) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat, diwakili Analis Pariwisata, Riki Ferdiansah Suhartono, mengapresiasi Festival Rajabrana Situ Wulukut 2023 bertema Mapag Cituah di Desa Kertayuga, Kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan, selama tiga hari sejak Jumat (17/11).
"Kegiatan di Situ Wulukut ini sangat bagus karena merupakan potensi pariwisata alam berbasis kebudayaan," kata Riki, ketika Dialog Kebangsaan Berwawasan Alam dan Kebudayaan di lokasi acara pada hari ketiga sebelum penutupan, Minggu (19/11/2023).
Dijelaskan, pengembangan potensi pariwisata di desa diperlukan kerja sama antara pemerintah desa, warga masyarakat dan pengelola pariwisata. Selain itu pula, lokasinya harus diviralkan agar banyak diketahui masyarakat luas.
Disebutkan, upaya pengembangan pariwisata setidaknya harus mengacu kepada 3A terdiri dari Aksesbilitas, Atraksi dan Activity (Aktivitas). Kemudian ditingkatkan 2A lagi yaitu Akomodasi dan Attitude (sikap atau perilaku).
"Insya Allah kalau sidah ada komitmen dari masyarakat kita akan ikutsertakan desa ini ke dalam ajang nasional yang digagas Kementerian Pariwisata yaitu Anugerah Desa Wisata," katanya.
Sebelum narasumber kedua, moderator Deki Zaenal Mutaqin, menambahkan, kalau mendengar pemaparan dari Analis Pariwisata Disparbud Jabar, maka harus ada sinergitas antara wisata, budaya, menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama.
"Bukan hanya unsur pemerintah namun yang dominan yaitu masyarakat," kata Deki yang juga anggota DPRD Kabupaten Kuningan Fraksi Partai Gerindra.
Ia pun mengingatkan, Dialog Kebangsaan Berwawasan Alam dan Kebudayaan adalah NKRI, semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sedangkan narasumber kedua mewakili masyarakat dan budayawan, Niko Broer, mengatakan, ia punya ide diadakannya Festival Rajabrana Situ Wulukut 2023 bertema Mapag Cituah dan mendapat respon dari teman-temannya untuk memajukan kebudayaan.
"Kenapa namanya Rajabrana (bahasa Jawa adalah harta kekayaan) yang harus kita gali tapi fenomena saat ini mengapa bangsa Indonesia harus mengikuti budaya dari luar negeri yang instan dan tidak punya akar," katanya.
Menyikapi lokasi di Situ Wulukut yang blankspot dari sinyal telepon seluler, ia menerangkan, sengaja seperti itu agar peserta rest dan sejenak melupakan dunia maya untuk mengingat kembali kekayaan alam luar biasa dekat dengan peserta tetapi dilupakan.
"Saya sering mengajak wisatawan mancanegara keliling ke berbagai tempat. Seperti halnya sekarang ini ada dari Kazakhstan, Venezuela, Jordania dan Turki. Sebenarnya jadwal mereka satu hari namun mereka lebih dari satu hari di Situ Wulukut karena merasa betah di sini," katanya.
Ternyata mereka menyukai Festival Rajabrana Situ Wulukut 2023 dan alam di Kabupaten Kuningan, ditambah lagi keramahan warga Desa Kertayuga.
Terpantau, kendati acara penutupan Festival Rajabrana Situ Wulukut 2023 bertema Mapag Cituah tidak dihadiri pejabat Pemda Kuningan tapi acara tetap meriah diwarnai aneka hiburan seni tari dan pemberian doorprize serta hadiah lomba-lomba.
Seni tari terdiri dari, Tari Satria dari Sanggar Dewata Sunca Cirebon, Tari Petani oleh anak-anak SD Kertayuga, Tari Jaipong yang ditamplkan salah seorang remaja putra Desa Kertayuga.
Panitia juga membagikan 35 doorprize dan hadiah lomba hiburan anak-anak. Pemenang Lomba Kuliner, Juara I Desa Windusari, juara II Desa Kertayuga, juara III Desa Nusaherang. Harapan I Desa Cikadu, harapan II kelompok A dan harapan III kelompok C.
Pewarta : deha.
Post a Comment