HPN dan HUT ke-77 PWI 2023 : Mengenang Almarhum Handha HS, Wartawan HU Pikiran Rakyat (2 Juni 1938 - 2 April 1998)
Foto : dokumentasi keluarga. |
KUNINGAN (KN),- Sudah menjadi tradisi setiap memperingati Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) para wartawan yang tergabung dalam PWI Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, melakukan ziarah ke makam wartawan senior yang sudah meninggal dunia.
Seperti halnya pada HPN dan HUT ke-77 PWI 2023, melaksanakan ziarah dan berdoa ke makam Almarhum Handha HS wartawan HU. Pikiran Rakyat pertama Kabupaten Kuningan, di TPU Astana Gede, Kelurahan Kuningan, Kamis (9/2/2023).
Doa dipimpin wartawan senior, Wawan Hermawan Jr, termasuk mendoakan kepada wartawan lainnya, yaitu Almarhum Budhi Soekarno (Pusat Angkatan Bersenjata), Sudirman (Pikiran Rakyat), Yus Wachda (Giwangkara) dan Ali Sohali (Bandung Pos).
Kemudian, Ehon Abdul Hanan (Radio Linggarjati), Willy/Djoko Supriadi (Bandung Pos), Aan Zaenul Mustapa (Bandung Pos), Udin Prawira, Amsori, Yayat Duriat, Yayat Gandaatmaja, Yus Darsono dan Dadih.
Namun tidak banyak orang yang mengetahui siapakah sebenarnya Almarhum Handha HS yang nama lengkapnya Hanafi Soewanda serta perjalanan kariernya di bidang jurnalistik.
Berdasarkan data maupun informasi yang dihimpun media kamangkaranews.com, Jumat (10/2/2023) Almarhum Handha HS, lahir 2 Juni 1938 di Desa Cibuntu, Kecamatan Cilimus (sebelum pemekaran menjadi Kecamatan Cigandamekar) dan meninggal dunia 2 April 1998 (59 tahun) di Bandung.
Sebelum menjadi wartawan, Almarhum pernah menjadi guru SD dan mendirikan Sekar Kemuning di Kuningan yaitu perkumpulan para pelajar yang mempunyai hobi menulis cerpen, artikel dan puisi.
Kemudian, pada 1 Agustus 1961 - 1 Januari 1967 bekerja di Perusahaan Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) di Jakarta.
Karier jurnalistiknya diawali sebagai koresponden di koran Pusat Angkatan Bersenjata Edisi Jawa Barat. Setelah itu menjadi wartawan HU. Pikiran Rakyat di Kabupaten Kuningan.
Ia pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Kuningan dari Fraksi Golkar hasil Pemilu 1977. Namun belum selesai masa baktinya, pada 1981 dipindahkan tugasnya ke Kota Bogor dan membentuk Perwakilan Pikiran Rakyat Bogor.
Pada 1985, ditugaskan di kantor pusat Pikiran Rakyat di Bandung sebagai Kepala Seksi Urusan Pengembangan Pemasaran Bagian Sirkulasi dan Wakil Sekretaris Koperasi Karyawan Pikiran Rakyat.
Ketika masih bertugas di Kuningan, ia merintis pembentukan PWI Kabupaten Kuningan yang saat itu masih menjadi bagian dari PWI Perwakilan Cirebon.
Di bidang seni drama, ia bersama-sama dengan Wawan Hermawan Jr, Djujun Djuanda dan Uri Syam (sekarang Ketua Yayasan Pendidikan Sang Adipati Kuningan/YPSAK Uniku) mendirikan Teater Kemuning.
Sedangkan di organisasi kemasyarakatan, ia pernah menjadi Ketua Angkatan Muda Siliwangi (AMS) yang pertama di Kabupaten Kuningan.
Ia menikah dengan Nenen Atikah tahun 1964 (sekarang sudah Almarhumah dikebumikan di Kota Bogor) dikaruniai anak empat putra dan satu orang putri. Sedangkan pernikahannya dengan Yossa Sismaya (Almarhumah) mempunyai dua orang putra.
Menurut keterangan dari putra ketiganya dari pernikahan dengan Almarhumah Nenen Atikah yaitu Budhi Triyadi, bapaknya meninggal dunia karena ada pendarahan di kepala hingga menembus ke otak akibat penyakit diabet yang tidak bisa tertolong saat dibawa ke ICCU RS Rajawali Bandung.
"Saya masih ingat dengan sikap dan prinsip bapak sangat keras ketika mendidik anak-anak di rumah dan tak jarang menghukum anak jika membandel tidak menuruti nasehatnya," katanya.
Bukan hanya itu, bapaknya memang idealis dalam bekerja. Padahal selain wartawan juga pernah menjadi anggota DPRD Kuningan namun setelah meninggal dunia tidak punya harta benda yang diwariskan kepada anak-anaknya.
"Saya bangga menjadi anaknya Almarhum Handha HS karena sikap, prinsip dan idealisme bapak menjadi panutan bagi kami," pungkasnya.
--deha.
Post a Comment