Anggota Fraksi Gerindra Tak Setuju One Way Kanalisasi Jalan Siliwangi
Sri Laelasari saat meninjau rumah warga Desa Bunigeulis, Kecamatan Hantara, yang longsor akibat curah hujan tinggi beberapa waktu lalu. |
KUNINGAN (KN),- Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Kuningan, Sri Laelasari, mengatakan, tidak setuju diberlakukannya one way kanalisasi Jalan Siliwangi.
"Informasi dari Dishub Kuningan one way itu dilakukan sebelum Idul Fitri 2022 dan sekarang tahap uji coba dari 28 Mei sampai kapan?," kata Sri kepada jurnalis kamangkaranews.com, Selasa (24/5/2022) malam.
Selain itu pula, ia mendapat informasi bahwa diberlakukannya one way tersebut karena Jalan Siliwangi dipakai arena balap motor liar.
"Alasan dipakai balap motor liar tidak mendasar karena diberlakukannya one way tidak ada konfirmasi kepada kami sebagai mitra kerja, minimal tembusannya," kata anggota Komisi III DPRD tersebut.
Menurutnya, keputusan dalam rapat mengenai one way itu, Komisi III tidak ikut mengesahkan.
Termasuk besok (Rabu ini) ada Diskusi Penataan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas yang diselenggarakan Dishub Kuningan, ternyata ke Komisi III tidak ada pemberitahuannya, kecuali langsung ke Ketua DPRD Kuningan.
Anggota DPRD dari Dapil Kuningan 1 (Kecamatan Kuningan, Cigugur, Sindangagung, Garawangi, Ciniru dan Hantara) itu tidak tahu one way kanalisasi Jalan Siliwangi batas waktunya dari jam berapa sampai berapa.
"Catatan lainnya di Cijoho ada pemberitahuan 'Kawasan Tertib Lalu Lintas', yang disebut kawasan tertib lalu lintas itu seperti apa ?", tanya dia lagi.
Menurutnya, kawasan tertib lalu lintas itu tidak adanya perparkiran di pinggir jalan.
Ia mendapat aspirasi dari salah seorang pedagang nasi jamblang di Jalan Siliwangi sebelah selatan, omzetnya menurun karena di sana kendaraan tidak boleh parkir sedangkan di sebelah utara depan Lapas diperbolehkan.
Bukan hanya itu, Jalan Siliwangi pertokoan Citamba kendaraan parkir di kiri dan kanan jalan, sehingga terlihat tidak rapih.
"Selain itu, saya banyak menerima aspirasi dari para pengemudi angkutan umum, apalagi angkot yang penghasilannya terbatas sekarang malah dibatasi setelah diberlakukannya one way kanalisasi Jalan Siliwangi," katanya.
Menyikapi one way di beberapa tempat lain yang dipasang rambu lalu lintas dilarang masuk dari arah berlawanan tapi masih sering dilanggar pengendara, ia mengatakan, perlu kajian khusus.
"Komisi III DPRD selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dan tidak setuju adanya one way kanalisasi Jalan Siliwangi, kenapa bukan perbaikan infastruktur jalan dan PJU ?", tanya Sri.
Bahkan ia pernah melihat langsung ada anak gadis mengendarai sepeda motor terjatuh karena motornya terbelit tambang pembatas jalan.
"Itu terjadi waktu malam hari karena tambang pembatas jalan tidak dilengkapi tanda yang terang seperi lampu dan diperparah lagi PJU padam jadi situasinya gelap," katanya.
Ia pun mendapat informasi bahwa di salah satu lokasi hilangnya road barrier (pembatas jalan warna oranye) apakah dicuri atau bagaimana karena petugas Dishub mencarinya.
Fenomena itu mungkin sebagai ungkapan kekesalan warga Kuningan terhadap kebijakan Pemda Kuningan.
"Baru saja saya mendapat informasi dari Paguyuban RW se-Wilayah Kelurahan Purwawinangun, Kecamatan Kuningan, menolak one way kanalisasi Jalan Siliwangi," pungkasnya.
Pewarta : deha
Post a Comment