Tidak Responsif kepada Wartawan tentang Potensi Pariwisata Bendungan Kuningan, Kadis Porapar Dikritik “Pedas”
Bendungan Kuningan ketika diresmikan Presiden Joko Widodo (31/8/2021) |
KUNINGAN
(KN),- Pengamat Kebijakan Publik, H.R. Ayip Syarif Rahmat, mengkritik “pedas” Kepala
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan, Jawa
Barat, Toto Toharuddin, Minggu (21/11/2021).
Hal itu terungkap
saat diminta pendapatnya mengenai tidak responsifnya Kadis Porapar kepada jurnalis kamangkaranews.com yang ingin mempublikasikan potensi pariwisata
Bendungan Kuningan.
Dikatakan
Kang Ayip, panggilan akrab H.R. Ayip Syarif Rahmat, semua kepala dinas atau instansi
selayaknya memiliki sifat arif dan bijak yang melekat sifat ramah kepada siapa pun.
“Apalagi kepada
jurnalis (hal ini sifat ramah dan periang) perlu mendarah daging bagi seorang
pejabat di mana pun. Itu merupakan cerminan dari Visi Misi Kabupaten Kuningan sekaligus makna yang ada di dalam Visi Pemda Kuningan,” katanya.
Menurutnya, kalau
ada pejabat yang enggan dikomunikasi, dikoordinasi bahkan dievaluasi oleh
publik termasuk Pers berarti belum siap menjadi seorang pejabat atau kepala dinas.
“Sikap Kadis
Porapar yang tidak mau dikomunikasi oleh media online kamangkaranews.com, saya
merasa prihatin, apalagi topik yang ingin dikonfirmasi masalah Bendungan
Kuningan yang akan dijadikan Destinasi Wisata,” tandasnya.
Bendungan
Kuningan belum begitu banyak dikenal oleh masyarakat, sehingga perlu adanya publikasi yang merata di tataran Wilayah Kabupaten Kuningan.
Bendungan
Kuningan bisa dijadikan obyek wisata yang merupakan bagian dari Disporapar. Seharusnya
Kadis Porapar banyak melakukan kerja sama dengan semua elemen, termasuk dengan
media massa.
Terlebih lagi
sekarang ini banyak media online sehingga transformasi informasi berita kepada
publik bisa lebih merata dan efektif.
“Terkait dengan
sikap Kadis Porapar, saya sangat menyesalkan sebab walau bagaimana pun sikap tersebut
akan menghambat keberhasilan program serta tujuan dibangunnya Bendungan
Kuningan,” katanya.
Ia menyarankan,
ke depan harus bersinergis dengan siapa pun termasuk kepada wartawan dan ingat
Visi Kuningan MAJU harus betul-betul dipahami terutama dari sudut pandang Agamisnya.
Selain itu pula,
masih kata Kang Ayip, mentalnya harus betul-betul religi, jangan sampai
menyepelekan siapa pun. Sebab jabatan itu amanah, bekerjalah sesuai dengan Visi
Kuningan.
“Responsibility
pejabat harus ditingkatkan demi kemajuan Kuningan. Kalau ada pejabat yang kucing-kucingan
dengan Pers berarti tidak mampu menjabarkan Visi Kuningan MAJU,” pungkasnya.
Sebelumnya, media
online kamangkaranews.com menghubungi Kadis Porapar melalui telepon seluler meminta
bertemu untuk wawancara mengenai potensi pariwisata Bendungan
Kuningan, Sabtu (20/11/2021) karena Jumat (19/11) ia menjanjikan bisa ditemui.
Saat telepon terhubung, terdengar suara sedang rapat. Setelah saluran telepon ditutup, kemudian bersama dengan rekan jurnalis dari salah satu media online mendatangi kantor Disporapar. Tiba di sana, sedang ada kegiatan workshop di aula setempat.
Ditunggu di
luar aula hampir satu jam dan kebetulan pintu sedikit terbuka, jurnalis kamangkaranews.com
melihat ke dalam ruangan namun ternyata orang yang dituju tidak ada.
Selang
beberapa menit, rekan jurnalis mengirim pesan melalui WhatsApp dan diperoleh
jawaban kalau Kadis Porapar berada di Pendopo Kuningan.
Akhirnya disusul
ke pendopo namun kendaraan dinasnya tidak berada di halaman parkir. Karena penasaran,
rekan jurnalis kembali mengirim pesan menanyakan posisinya ada dimana dan alangkah
kecewanya karena ia menjawab sudah pergi ke daerah Pasawahan.
Padahal tujuan
jurnalis ingin mempublikasikan pengembangan pariwisata Kabupaten Kuningan setelah
dibangunnya Bendungan Kuningan sejalan dengan Visi Kuningan MAJU (Ma’mur,
Agamis, Pinunjul) Berbasis Desa 2023.
Bendungan seluas 284,45 hektar yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo 31 Agustus 2021, meskipun belum
dibuka untuk umum karena masih uji coba tetapi menjadi daya tarik bagi
masyarakat.
Antusias pengunjung,
terutama hari libur, jumlahnya cukup signifikan. Apalagi warga yang rumahnya
tidak jauh dari bendungan banyak yang mendirikan warung makanan atau kuliner.
Pewarta :
deha
Saat telepon terhubung, terdengar suara sedang rapat. Setelah saluran telepon ditutup, kemudian bersama dengan rekan jurnalis dari salah satu media online mendatangi kantor Disporapar. Tiba di sana, sedang ada kegiatan workshop di aula setempat.
Post a Comment