Festival Kopi dan UMKM, Upaya KORPRI Bangkitkan Ekonomi
KUNINGAN
(KN),- Ketua Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) yang juga
Sekda Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, mengatakan, Festival Kopi dan UMKM diharapkan
dapat membangkitkan lagi ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
“Pandemi Covid-19 berdampak terhadap perekonomian negara dan daya beli masyarakat tetapi sektor UMKM sangat berperan dalam ekonomi pemerintahan,” kata Dian kepada kamangkaranews.com, usai penutupan Festival Kopi dan UMKM di GOR Ewangga, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (27/11/2021) sore.
Komunitas kopi pun banyak yang terpuruk, maka momen inilah KORPRI membantunya termasuk UMKM yang bergerak di bidang pengolahan kopi Kuningan agar segera bangkit diantaranya menggelar Festival Kopi dan UMKM.
Dian berharap, pandemi Covid-19 segera melandai, maka secara rutin komunitas kopi diberikan wawasan, pencerahan melalui sarasehan kopi dari pakar kopi seperti kegiatan kemarin malam.
“Dalam sarasehan kopi kemarin malam mereka diberi pemahaman mulai penanaman, memetik, mengolah sampai marketing. Itu merupakan salah satu peran KORPRI mendorong komunitas kopi bisa go nasional,” katanya.
Selain itu, adanya sharing dengan UMKM sehingga ke depan produk-produk UMKM bisa leading karena sangat menopang terhadap perekonomian Kabupaten Kuningan.
Ditanya lambannya perkembangan bisnis kopi dari Kabupaten Kuningan karena tidak adanya keseragaman harga kopi antara satu sentra kopi dengan yang lainnya, Dian mengakui hal itu.
Ia menuturkan, informasi yang ia terima dari kegiatan sarasehan kopi, ternyata kopi dari Kabupaten Kuningan sudah banyak diminati di luar daerah atau sudah dikenal, hanya saja tidak ada keseragaman harga.
“Kopi yang dijual di daerah lain seperti Brebes, Majalengka, Rancah Ciamis sebenarnya kopi dari kita,” katanya.
Oleh karenanya, hasil sarasehan itu sudah ada kesepahaman bahwa kopi dari Kabupaten Kuningan harus dikelola dengan baik, sehingga branded kopi Kuningan bisa muncul dan penjualannya langsung ke distributor
“Ke depan sudah disepakati produk kopi Kuningan dari hulu ke hilir, tanam, petik, olah, jual dan kemasannya atau packingnya, mudah-mudahan ada perubahan mindset dari komunitas kopi sehingga kopi Kuningan lebih siap untuk go nasional,” harapnya.
Pembinaan terhadap produk makanan dan minuman sudah ada di Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian. termasuk standarisasi, label higienis kesehatan dan label halal MUI.
Kemudian pembinaan tanam, petik, olah dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Menurutnya, dinas teknis sudah berbuat maksimal.
Satu hal lagi, masih kata Dian, tadi malam diminta ada komitmen dari Pemda Kuningan, untuk ikut memasarkan kopi Kuningan, menjadi hidangan minuman untuk tamu atau oleh-oleh dan nanti kerja sama dengan komunitas UMKM Kopi.
“Termasuk kerja sama dengan hotel-hotel untuk welcome drink yaitu kopi Kuningan dan camilan khas UMKM Kabupaten Kuningan,” pungkasnya.
Pewarta : deha
“Pandemi Covid-19 berdampak terhadap perekonomian negara dan daya beli masyarakat tetapi sektor UMKM sangat berperan dalam ekonomi pemerintahan,” kata Dian kepada kamangkaranews.com, usai penutupan Festival Kopi dan UMKM di GOR Ewangga, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (27/11/2021) sore.
Komunitas kopi pun banyak yang terpuruk, maka momen inilah KORPRI membantunya termasuk UMKM yang bergerak di bidang pengolahan kopi Kuningan agar segera bangkit diantaranya menggelar Festival Kopi dan UMKM.
Dian berharap, pandemi Covid-19 segera melandai, maka secara rutin komunitas kopi diberikan wawasan, pencerahan melalui sarasehan kopi dari pakar kopi seperti kegiatan kemarin malam.
“Dalam sarasehan kopi kemarin malam mereka diberi pemahaman mulai penanaman, memetik, mengolah sampai marketing. Itu merupakan salah satu peran KORPRI mendorong komunitas kopi bisa go nasional,” katanya.
Selain itu, adanya sharing dengan UMKM sehingga ke depan produk-produk UMKM bisa leading karena sangat menopang terhadap perekonomian Kabupaten Kuningan.
Ditanya lambannya perkembangan bisnis kopi dari Kabupaten Kuningan karena tidak adanya keseragaman harga kopi antara satu sentra kopi dengan yang lainnya, Dian mengakui hal itu.
Ia menuturkan, informasi yang ia terima dari kegiatan sarasehan kopi, ternyata kopi dari Kabupaten Kuningan sudah banyak diminati di luar daerah atau sudah dikenal, hanya saja tidak ada keseragaman harga.
“Kopi yang dijual di daerah lain seperti Brebes, Majalengka, Rancah Ciamis sebenarnya kopi dari kita,” katanya.
Oleh karenanya, hasil sarasehan itu sudah ada kesepahaman bahwa kopi dari Kabupaten Kuningan harus dikelola dengan baik, sehingga branded kopi Kuningan bisa muncul dan penjualannya langsung ke distributor
“Ke depan sudah disepakati produk kopi Kuningan dari hulu ke hilir, tanam, petik, olah, jual dan kemasannya atau packingnya, mudah-mudahan ada perubahan mindset dari komunitas kopi sehingga kopi Kuningan lebih siap untuk go nasional,” harapnya.
Pembinaan terhadap produk makanan dan minuman sudah ada di Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian. termasuk standarisasi, label higienis kesehatan dan label halal MUI.
Kemudian pembinaan tanam, petik, olah dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Menurutnya, dinas teknis sudah berbuat maksimal.
Satu hal lagi, masih kata Dian, tadi malam diminta ada komitmen dari Pemda Kuningan, untuk ikut memasarkan kopi Kuningan, menjadi hidangan minuman untuk tamu atau oleh-oleh dan nanti kerja sama dengan komunitas UMKM Kopi.
“Termasuk kerja sama dengan hotel-hotel untuk welcome drink yaitu kopi Kuningan dan camilan khas UMKM Kabupaten Kuningan,” pungkasnya.
Pewarta : deha
Post a Comment