Kabid SMP Disdikbud : Lima Acuan Dasar Tenaga Kependidikan Sukseskan PJJ
KUNINGAN
(KN),- Menyikapi kondisi pandemi COVID-19, kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Kuningan untuk pelayanan pembelajaran masih menggunakan sistem Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ).
“Karena kondisi sekarang ini, PJJ juga harus kita intensifkan, sehingga bagaimana
PJJ bisa berjalan secara efektif dan efesien,” kata Kepala Bidang SMP Disdikbud
Kabupaten Kuningan, Abidin, ketika meninjau vaksinasi di SMPN 2 Kuningan,
Minggu (8/8/2021).
Disebutkan, ada lima hal penting yang harus menjadi acuan dasar bagi
tenaga kependidikan.
Pertama, penguasaan teknologi merupakan sebuah keniscayaan bahwa tenaga
pendidik harus paham, mampu mengaplikasikan teknologi dalam pelayanan pendidikan.
“Sekarang kita bisa mencari platform-platform
pembelajaran, mudah-mudahan dengan pemahaman guru mengenai teknologi, PJJ ini
bisa berjalan secara variatif, sehingga tingkat kebosanan siswa itu bisa
terkurangi,” katanya.
Artinya, lanjut Abidin, penguasaan teknologi bagi seorang pendidik di
era sekarang menjadi sebuah keharusan atau kewajiban.
Kemudian yang kedua, keberhasilan PJJ dapat ditentukan oleh guru membuat
perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
“Maka perencanaannya harus matang sekali dan langkah-langkahnya harus
detail serta mudah dipahami siswa. Artinya Quality
Plan pembelajaran ini sangat menentukan keberhasilan dari PJJ adalah tugas
tenaga pendidik,” katanya.
Ketiga, masih kata Abidin, adanya PJJ jarak antara guru dan siswa
berjauhan, maka guru harus mencari strategi dan teknik, meskipun jarak
berjauhan tapi mampu membangun hubungan secara dekat (ikatan emosional).
“Ada Chemistry (interaksi
hubungan) antara siswa dan guru, ini penting dibangun walaupun dalam PJJ, guru
harus berperan sebagai motivator membangkitkan spirit siswa,” katanya.
Tidak tertutup kemungkinan siswa akan mengalami tingkat kejenuhan,
di situlah peran guru hadir menumbuhkan kembali semangat belajarnya.
Guru sebagai komunikator dan fasilitator karena nyatanya memang siswa
sangat variatif, ada yang memiliki alat memadai (selular android) dan tidak
memilikinya. Ada yang memiliki alat tapi speknya tidak mencukupi, bisa juga
tidak memiliki kuota.
“Persoalan-persoalan ini harus diinventarisasi dan guru harus hadir
untuk menjadikan solusi-solusinya, pada akhirnya apapun kondisinya siswa harus
tetap menerima layanan pendidikan,” katanya.
Selanjutnya keempat, meskipun PJJ berakibat jarak antara siswa dan guru
berjauhan, namun demikian, upaya-upaya pembentukan karakter harus tetap
dilakukan.
Misalnya, guru membuat kegiatan yang khusus, seperti kuis-kuis, challenge (tantangan) yang kontennya berkaitan
dengan karakter, terdapat variasi-variasi.
“Menurut saya strategi ini sangat penting karena siswa berkarakter menjadi
sangat fundamental,” katanya.
Lalu yang kelima, kesuksesan PJJ ditentukan tenaga pendidik mampu
berkomunikasi secara intens dengan orang tua siswa karena mereka menjadi mitra terdekat
dari layanan PJJ ini.
“Orang tua dan guru harus terbangun komunikasi mengenai perkembangan
siswa yang berada di rumah,” katanya.
Ditanya masih banyaknya blank spot (kondisi tempat tidak tersentuh atau
terlingkupi sinyal komunikasi analog seperti jaringan telepon atau komunikasi
digital jaringan internet) ia menjelaskan, sudah berkoordinasi dengan Telkom.
“Itu menjadi pemikiran kita karena geografis Kabupaten Kuningan seperti
itu maka ada beberapa daerah yang koneksitasnya kurang bagus, maka Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan sudah melakukan komunikasi dengan Telkom dan direspon baik,” pungkasnya.
Pewarta : deha
Post a Comment