Polemik Kebutuhan Energi di Indonesia
Oleh : Indah_Uchul
KITA semua
tahu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) paling banyak digunakan di Indonesia,
memanfaatkan energi uap dari hasil kinerja pompa air yang menyatu dengan batu
bara serta minyak.
Hasil
pemanasan tersebut nantinya akan dibakar kemudian disemprotkan menjadi energi
uap. Nah, energi ini nantinya akan menggerakkan turbin pada generator mesin
yang akhirnya akan menghasilkan energi listrik yang disimpan pada generator.
Dari semua
jenis pembangkit listrik, PLTU adalah salah satu pembangkit yang sangat tidak
ramah lingkungan. Mengapa? karena energi uap yang dihasilkan oleh pembangkit
ini cukup berbahaya apabila dihirup oleh makhluk hidup di sekitarnya, gambaran
ini bisa kita lihat dalam Film Sexy
Killers karya Dandy Laksono.
Dan yang
namanya energy fosil itu tidak sustainable
artinya lama-kelamaan jika terus dipergunakan maka akan habis atau dengan kata
lain tidak berkelanjutan. Maka dari itu harus ada solusi alternatif dari
situasi tersebut demi keberlangsungan lingkungan.
Sekali lagi,
perlu alternatif energi baru yang sustainable sebagai pengganti PLTU. Namun
lagi-lagi Energi Baru Terbarukan (EBT) belum menyelesaikan masalah secara
signifikan dan kebanyakan masalahnya adalah salah paham di masyarakat terkait
pemanfaatan EBT ini.
Edukasi dan Sosialisasi Perlu Dibangun.
Yang
berkembang saat ini adalah pemanfaatan Geothermal
atau panas bumi untuk pembangkit listrik.
Sederhananya,
untuk menjadi listrik, jika kita pergunakan panas bumi ini, dia tidak akan
melewati proses pembakaran yang asapnya dan bahan bakarnya bisa merusak
lingkungan seperti batubara. Jelas ini lebih minim kerusakan lingkungan.
Daripada
energy yang selama ini kita pakai yaitu menggunakan batubara sebagai bahan
bakarnya. Coba lihat dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan tambang batu
bara.
Hutan menjadi
gundul, daerah sekitar jadi rawan banjir atau mungkin sudah banjir dan ketika
kegiatan tambang itu terus menerus dilakukan bukan hanya masyarakat sekitar
tambang saja yang dirugikan, efek Global
Warming tidak pandang bulu. Bumi yang rusak. Jadi PLTU lah yang menjadi
penyebab rusaknya alam.
Sudah
saatnya kita membuka pemikiran, berfikir lebih bijaksana. Ini bukan cuma
tentang Kuningan. Jauh daripada itu, saat kita beralih pada EBT dalam hal ini
pemanfaatan Geothermal, kita sudah
menyelamatkan bumi kita dari kerusakan yang lebih parah.
Kita
menyelamatkan kehidupan banyak orang. Tidak ada lagi kecamatan yang terendam
seperti Jati Gede, hutan gundul dan orang utan mati di Kalimantan dan Jakarta
yang makin hari makin panas.
Jadi, masyarakat
harus tenang dan cermat terkait rencana pembangunan Geothermal ini. Yang paling penting adalah pelajari secara
terperinci dan komparasi antara PLTU- PLTN-EBT.
Jangan
sampai ditunggangi para pihak yang berkepentingan yaitu persaingan investor,
kepentingan politik atau kepentingan pribadi lainnya.
Mari
kedepankan kepentingan bersama dalam hal kesejahteraan dan kepentingan
masyarakat luas dalam hal ini.
Pembangunan
semuanya tidak bisa dipungkiri menimbulkan dampak namun yang penting bagaimana
kita dapat meminimà lisir dampak sosial dari persaingan dan cara berpikir yang
tidak sehat.
Sekali lagi
mari secara bersama kawal prosesnya dan kawal juga nanti pengelolaannya demi
terwujudnya energi bersih dan berkeadilan.
*) Penulis : Pegiat Lingkungan Kuningan, Forum Energi Bersih dan Berkeadilan.
Post a Comment