Ditjen PDSPKP : Gemar Makan Ikan Bisa Cegah Stunting Anak
KUNINGAN
(KN),- Kementerian Kelautan dan Perikanan RI diwakili Direktur Logistik Ditjen Penguatan
Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Innes Rahmania, mengajak
masyarakat terutama anak-anak untuk gemar makan ikan.
Hal itu dikatakan
Innes dalam Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Pondok Pesantren
Miftahul Mubarak, Blok Karangkamulyan, Dusun Puhun, Desa Purwasari, Kecamatan
Garawangi, Selasa (9/3/2021).
“Ikan sumber
pangan mengandung protein yang tinggi dan omega 3 sangat baik untuk penanganan
masalah stunting anak (berbadan pendek) di Kabupaten Kuningan yang jumlahnya cukup
banyak,” katanya.
Mengkonsumsi
ikan sangat bermanfaat bagi ibu-ibu sedang hamil dari masa kehamilan sampai
1000 hari pertama kehidupan (anak umur dua tahun) atau disebut golden periode
(masa keemasan) pembentukan otak anak.
“Jika
makanannya bergizi maka anak-anak stunting tidak terjadi, termasuk usia dewasa apalagi
di masa pandemi Covid-19 untuk meningkatkan immunitas,” katanya.
Angka
konsumsi ikan nasional 54,50 kg per tahun per kapita untuk tahun 2020, dalam
catatan di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI angkanya 25 kg, bahkan menurut
data dari pusat 12 kg.
“Mari kita
hitung kalau saja 25 kg untuk satu orang di Kuningan dibagi satu tahun (365
hari) jadi makannya satu ekor dibagi dipotong-potong, beda dengan di Sulawesi
atau Indonesia Bagian Timur satu piring untuk satu orang makan ikan yang besar,”
katanya.
Di Indonesia
target pertumbuhan makan ikan hampir 2,5 persen per tahun agar anak-anak gemar
makan ikan supaya lebih sehat dan cerdas.
“Di Jawa
Barat bahwa Kabupaten Kuningan 25 kg seperti yang Pak Sekda katakan, menurut
catatan kami 21 kg, nanti kita akurkan lagi datanya, kenapa angkanya tidak
cocok dan konsumi ikan di Kabupaten Kuningan 11,50 kg ya hampir 12 kg,”
sebutnya.
Di Kabupaten
Kuningan, rendahnya makan ikan ada korelasinya dengan tingginya angka stunting
anak 42 persen (sejak lahir berbadan pendek pertumbuhan kurang bagus karena
asupan gizi pada saat ibu hamil atau setelah anak-anak tumbuh).
“Dalam
catatan kami tingginya kasus stunting bayi di Kabupaten Kuningan karena kurang
asupan gizi dan ancaman infeksi yang berulang dan secara tidak langsung pola
asuh dari bapak dan ibu,” katanya.
Menurutnya,
ketika ibu hamil dan anak-anak harus banyak mengkonsumi ikan dan perlu adanya pemahaman
dari bapak atau suami, jangan malah terbalik.
“Dan satu
lagi ini penting, ibu-ibu ketika menyusui harus memberikan ASI eksklusif kepada
bayi atau anak dalam masa menyusui selama dua tahun,” katanya.
Dengan
adanya program Gemar Makan Ikan bukan hanya untuk kesehatan tetapi dapat
meningkatkan sektor ekonomi yaitu menciptakan peluang usaha masyarakat
meningkat seperti budi daya ikan.
Nampak hadir
anggota Komisi IV DPRI, Asep. A. Moushul Affandy, Kadis Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jawa Barat diwakili Kepala UPTD Pengujian dan Penerapan Mutu Produk
Perikanan (PPMPP) Cirebon.
Kemudian, Sekda
Kuningan Dian Rachmat Yanuar, Kadis Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Kuningan, Bunbun Budhiyasa dan Kabid Perikanan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Kuningan, Denny Rianto serta Forkopimcam Garawangi.
deha
Post a Comment