Mengenal Lebih Dekat : Nunung Khazanah, Srikandi PWI Kuningan
SEJAK
organisasi profesi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) berdiri di Kabupaten
Kuningan beberapa puluh tahun yang lalu, baru tahun 2020 dipimpin ketuanya
perempuan.
Adalah
Nunung Khazanah, S.IP, lahir di Kuningan 3 April 1980, dilantik oleh Ketua PWI
Jawa Barat, 25 Februari 2021 di Aula Sangkan Park, Bandorasa, Kabupaten
Kuningan.
Nunung terpilih
menjadi Ketua PWI Kabupaten Kuningan periode 2020 – 2023 pada Konferensi Kabupaten
(Konferkab) ke-IX di Aula Bappeda Kabupaten Kuningan, Kamis (10/12/2020).
Pemilihan
dilakukan secara voting berdasarkan hasil pemungutan suara oleh 18 orang berstatus
Anggota Biasa (berbeda dengan Anggota Muda, belum mempunyai hak dipilih dan
memilih, red) Nunung meraih suara yang signifikan.
Istri dari Nano
Marjono serta dikarunia dua orang anak, Bilqis Marsaa Mawaddah dan Syakila Wafi
Yusriyah, menceritakan pengalaman jurnalistik dan berorganisasinya kepada
kamangkaranews.com, Minggu (28/2/2021).
Ia menekuni
bidang jurnalistik diawali sebagai koresponden Tabloid Grage Pos tahun 1999, wartawan
HU Mitra Dialog (Grup Pikiran Rakyat) tahun 2000 – 2010, reporter Radio
Kuningan FM tahun 2002 – 2004.
Selanjutnya,
reporter dan editor di Radio Bewara SR tahun 2012 – 2015, Kepala Perwakilan Harian
Ekonomi Neraca tahun 2010 hingga sekarang.
Seiring pesatnya
kemajuan teknologi informatika dan komunikasi berbasis internet, sehingga media
massa pun mengalami perubahan yang revolusioner dengan ditandai munculnya media
online.
Menyikapi
hal itu, Nunung yang juga penulis buku berjudul ‘Peradaban Desa Cipondok’ tahun 2008, ia tidak mau tinggal diam dan naluri jurnalistiknya
menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Tahun 2012
– 2015, ia mengelola website www.kuninganmedia.com, kemudian mengelola website http://kartinikuningan.net
tahun 2020.
Sedangkan kiprah
berorganisasi dalam kepengurusan PWI Kabupaten Kuningan periode 2003 – 2008 menempati
posisi Seksi Kesejahteraan. Wakil Sekretaris PWI Kuningan periode 2014 – 2017. Sekretaris
PWI Kuningan periode 2017 – 2020.
Aktivitasnya
bukan hanya di organisasi jurnalistik saja, Nunung pun berkiprah di organisasi
lain, misalnya, Divisi Kehumasan Pengcab Wushu Kuningan periode 2016 – 2020 serta
Divisi Publikasi dan Dokumentasi PC Fatayat NU Kuningan periode 2017 – 2021.
Sebagai Ketua PWI Kabupaten Kuningan, Nunung mempunyai
visi ‘Menciptakan Insan Jurnalis Yang Profesional, Menjadikan PWI Yang Mandiri dan
Bermartabat di Era Transformasi Digital’.
Ia berkeinginan
mendorong PWI sebagai organisasi yang mandiri di era transformasi digital, namun
menuju kemandirian tersebut, bukan hal yang mudah.
“Perlu ada kolaborasi, sinergitas dan integritas antara PWI,
pemerintah, swasta serta pihak-pihak lainnya karena ketidakmudahan itu juga
bukan hal yang tidak mungkin untuk bisa diwujudkan,” harapnya.
Aktualisasi visi, menurut Nunung, harus diimplementasikan
dalam Program Kerja 2020 – 2023, pertama, soliditas internal PWI Kabupaten
Kuningan sebagai organisasi tertua di Indonesia yang pada tahun ini berusia 75
tahun.
“Kita harus tetap tegar, semakin dewasa, solid, profesional dan menjaga marwah PWI dengan tidak mengesampingkan
tantangan zaman, jika dibiarkan maka dampaknya akan menggerus para anggota PWI
yang bekerja di berbagai media cetak, radio, televisi maupun online,” katanya.
Dari beberapa
program kerja yang dicanangkan, yaitu menghidupkan sekretariat melalui berbagai
kegiatan menjadikan ‘rumah pintar’ jurnalis sebagai ajang latihan dan kursus
jurnalis.
Kemudian, program
NGOPI (Ngobrol Penuh Inspirasi) PWI Kuningan yang dirancang dalam format
diskusi untuk menggali isu-isu lokal melalui dialog interaktif dengan institusi
yang ada di Kabupaten Kuningan.
Program
lainnya, membuat website khusus organisasi PWI Kabupaten Kuningan, selain di
dalamnya terdapat konten berita, juga konten profile kepengurusan dan anggota PWI
serta aturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tupoksi jurnalis.
“Seperti Undang-Undang
Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, Kode Etik Jurnalistik 2006 serta Undang-Undang Informasi
dan Transaksi Elektronik (ITE), PDRT PWI maupun peraturan lainnya,” kata Nunung.
Terkait
tagline Hari Pers Nasional (HPN) 2021 ‘Bangkit Dari Pandemi, Pemulihan Ekonomi
dan Pers Sebagai Akselerator Perubahan’, ia menuturkan, khususnya PWI Kabupaten
Kuningan akan berusaha merefleksikannya dalam tugas dan fungsi sebagai
jurnalis.
Menurutnya, pandemi
COVID-19 sangat berdampak terhadap semua sektor, terutama sektor ekonomi dan
pendidikan.
“Keterpurukan
itu menjadi tanggung jawab kita semua, tidak sekedar pemerintah, namun berbagai
pihak harus bekerja sama dengan baik agar situasi pandemi dihadapi dengan
tenang dan berharap bisa keluar dari pandemi ini,” katanya.
Fokus pada
pemulihan sektor ekonomi, imbuhnya, media pun berusaha ikut berperan sebagai
corong perubahan, sekalipun tidak sedikit perusahaan media yang ikut terpuruk
akibat pandemi ini.
Hal lain
yang menjadi trending topic adalah isu kemiskinan di Kabupaten Kuningan,
mungkin persoalan kemiskinan segaris lurus dengan dampak pandemi yang memukul
semua kalangan.
Mulai
pengusaha besar sampai ke pelaku usaha kecil, penduduk Kuningan pun ikut didera
dengan daya beli yang tidak terjangkau, sehingga indeks kedalaman kemiskinannya
tinggi dan berakibat adanya kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk.
Kendati
demikian, lanjut Nunung, permasalahan itu tentu bukan tanpa solusi, ia optimis
kalau melihat potensi daerah, Insya Allah bisa berkembang maju karena Kuningan
memiliki potensi pertanian, pariwisata dan UMKM.
Ia berharap,
sektor-sektor itu bisa menjadi perhatian pemerintah supaya problem terbaru
tersebut bisa terpecahkan.
“Masukan
dari kami sebagai insan jurnalis PWI berharap adanya keseriusan dan sinergitas
seluruh SKPD untuk mengentaskan problem itu, adanya pendekatan berintegrasi satu sama
lainnya,” harap Nunung mengakhiri pembicaraan.
deha
Post a Comment