KPPI Tingkatkan Kompetensi Perempuan Berpolitik
KUNINGAN,-
Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) yang juga anggota Fraksi Partai
Golkar DPRD Kuningan, SAW Tresna Septiani, menuturkan, KPPI di Kabupaten
Kuningan sudah ada sejak lama.
“Sebelum
menjadi anggota dewan, saya pernah menjabat sebagai sekretaris KPPI yang waktu
itu ketuanya Ibu Ade Hasanah,” katanya kepada kamangkaranews.com di rumahnya,
Kamis (31/12/2020).
Kemudian, ia
menjadi anggota DPRD Kuningan dari Partai Golkar di Dapil Kuningan I (Kuningan,
Cigugur, Garawangi, Sindangagung, Ciniru, Hantara) periode 2014-2019 dan 2019
hingga sekarang.
“Tahun 2014
saya menjabat Ketua KPPI Kabupaten Kuningan meneruskan perjuangan Ibu Ade
Hasanah,” katanya.
Menurutnya,
kebetulan saat ini sebagai wakil rakyat, ia ingin banyak berbuat karena
berbicara KPPI sudah jelas tidak terlepas dari politiknya, tugasnya untuk bisa
bagaimana meningkatkan peran perempuan di ranah poltik.
“Hal itu
bersinergi, mulai dari KPPI pusat, provinsi dan kabupaten banyak program yang
sudah kami lakukan, baik bersinergi dengan pusat, provinsi maupun kabupaten,”
terangnya.
Upaya
mendapatkan anggaran, sudah dicontohkan oleh pusat maupun provinsi dalam upaya
meningkatkan kemampuan perempuan yang dulu ada pemahaman perempuan tabu di
politik, sekarang tidak lagi.
Tanpa
mengesampingkan tugas pokoknya sebagai seorang isteri, ibu dan serta kodratnya
sebagai perempuan, mereka bisa berkiprah dan mampu sejajar dengan laki-laki.
“Kami sering
mendapatkan pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas dan kompetensi perempuan
dalam hal berpolitik, baik dari pusat maupun provinsi,” katanya.
Di KPPI
pusat dan provinsi sering mendapatkan bantuan, maka ia bersama teman-teman KPPI
lainnya berjuang untuk bisa mendapatkan anggaran, kebetulan tahun 2014 ada
tambahan dua anggota DPRD perempuan dari proses PAW yaitu Susi dan Oom jadi
jumlahnya 13 orang.
Sejak 2014
KPPI Kabupaten Kuningan selalu mendapatkan anggaran Rp300.000.000 untuk bidang
pemberdayaan perempuan dan dialokasikan untuk meningkatkan kemampuan perempuan
dari sisi keilmuannya.
Di bidang
politik, termasuk bagaimana cara meraih massa maupun berkomunikasi dengan
masyarakat, seperti acara kemarin yang diundang para perempuan sebagai
kader-kader partai politik yang diharapkan mereka berani untuk mencalonkan.
Oleh
karenanya, ketika perempuan dicalonkan oleh parpol di pemillu legislatif jangan
hanya sebagai vote getter (untuk menarik simpati atau memikat hati calon
pemilih, red).
Bahkan hanya
sebagai pelengkap untuk memenuhi persyaratan formal 30 persen supaya parpol
tidak didiskualifikasi tapi benar-benar serius berusaha agar bisa meraih suara
dan akhirnya menjadi anggota legislatif.
Sesuai
tugasnya, masih kata Tresna, KPPI menginginkan keterwakilan 30 persen perempuan
di parlemen harus terwujud bukan hanya sebatas vote getter.
Ia
mencontohkan, di internal parpol, ia mengkritisi agar perempuan harus lebih dibina
dan Alhamdulillah partai bisa menjalankan permintaan dari kaum perempuan.
“Termasuk
dengan teman-teman di DPRD Kuningan berjuang untuk bisa mendapatkan anggaran
tidak hanya kita bisa belajar ilmu politik tapi kita juga bisa berbuat untuk
masyarakat yang akhirnya bisa membantu UMKM,” katanya.
Menyikapi
ketidakhadiran penyerahan hibah bantuan modal kepada 2400 UMKM dan IKM di
Dinkopdagperin Kabupaten Kuningan, Selasa kemarin, ia menjelaskan karena undangan
mendadak jam 9 malam dan kebetulan anggota DPRD perempuan lainnya ada bimtek
partai.
“Tapi acara
kemarin ada yang hadir dua orang artinya ada yang bisa mewakili
Syarat
menjadi pengurus dan anggota KPPI yaitu anggota dewan yang aktif, mantan
anggota dewan dan aktivis perempuan atau kader-kader partai yang tertarik
terhadap politik.
Ia berharap
KPPI dan Pemda Kuningan sebagai mitra kerja terus dilakukan bersinergi karena
berbicara masalah ekonomi masyarakat atau pemberdayaan perempuan bukan hanya
KPPI tapi ia meyakini di semua SKPD memperhatikan hal itu.
Pada
kesempatan ini, ia menyampaikan terima kasih kepada Pemda Kuningan, banyak
program yang menyentuh terhadap kaum perempuan.
Sedangkan
harapan kepada masyarakat, terutama kaum perempuan di bidang politik, perempuan
harus memunculkan kepercayaan diri bahwa perempuan itu bisa dan harus saling
dukung.
“Melihat
orang lain jangan posisi sekarang pada saat sudah berhasil tapi lihatlah
sebelumnya pada waktu masih berjuang dan jika keinginannya belum berhasil
jangan pantang menyerah tapi terus maju,” katanya.
deha
Post a Comment