Presiden Jokowi Sidak Pelayanan BPJS di Subang
SUBANG
(KN),- Presiden Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak (sidak) dalam kunjungan
kerjanya ke Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Jumat (29/11/2019). Agenda
ini merupakan inisiatif Presiden Jokowi sendiri dan tidak ada dalam agenda
resmi Presiden.
Sekitar
pukul 09.15 WIB, Presiden mendatangi RSUD Subang. Kepala Negara kemudian
langsung mengunjungi salah satu instalasi perawatan kelas 3, yakni Ruang Asoka.
Presiden juga berbincang dengan para pasien yang sedang dirawat.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin mengatakan, melalui sidak ini Presiden ingin mengetahui langsung pelayanan BPJS Kesehatan.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin mengatakan, melalui sidak ini Presiden ingin mengetahui langsung pelayanan BPJS Kesehatan.
"Presiden
ingin memastikan pelayanan BPJS berjalan dengan baik," kata Bey.
Selama
peninjauan, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus
Putranto, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Direktur RSUD, Ahmad
Sopyan dan Wadir Pelayanan, Ahmad Nasuhi.
Usai sidak
selama sekitar 40 menit, Presiden Jokowi meninggalkan rumah sakit sekitar pukul
09.55 WIB. Presiden kemudian langsung bertolak menuju Pelabuhan Patimban.
Dalam
keterangannya kepada awak media di Pelabuhan Patimban, Presiden Jokowi
mengatakan, dalam sidak tersebut hampir 90 persen pasien yang ditemui Presiden
menggunakan Kartu Indonesia Sehat.
Dari jumlah
tersebut, kata Kepala Negara, sekitar 70 persen merupakan masyarakat penerima
bantuan iuran (PBI) dan 20 persen sisanya merupakan peserta mandiri.
"Sama
seperti yang di Lampung, kurang lebih angkanya hampir-hampir sama. Artinya apa?
Artinya memang masyarakat memanfaatkan kartu BPJS itu dalam rangka pelayanan
kesehatan yang diberikan di rumah sakit," kata Presiden.
Presiden
menjelaskan, yang paling penting dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan
BPJS Kesehatan adalah dengan memperbaiki BPJS itu sendiri, bukan di rumah sakit
atau pemegang kartunya.
Menurut Presiden, BPJS harus mampu mengendalikan defisit, terutama mengingat pemerintah sudah mengeluarkan anggaran yang besar.
Menurut Presiden, BPJS harus mampu mengendalikan defisit, terutama mengingat pemerintah sudah mengeluarkan anggaran yang besar.
"Ada
133 juta (orang) yang dicover oleh pemerintah dari kartu BPJS yang gratis, 96
juta (orang) oleh pemerintah pusat dan sisanya itu pemerintah daerah. Gede
banget ini. Jadi kenaikan BPJS itu yang 133 juta itu artinya dicover oleh APBN
dan APBD. Itu yang harus menjadi catatan," imbuhnya.
Untuk
diketahui, Presiden Jokowi juga pernah melakukan kegiatan serupa saat melakukan
kunjungan kerja ke Provinsi Lampung, Jumat, 15 November 2019 lalu. Saat itu
Presiden Jokowi mengunjungi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek di Kota Bandar Lampung.
Sumber : Biro
Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Post a Comment