Pemerintah Siapkan Kartu Prakerja untuk Tingkatkan Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia
JAKARTA
(KN),- Program Kartu Prakerja yang dalam beberapa waktu mendatang akan
diluncurkan oleh pemerintah memiliki dua tujuan utama penyelenggaraan.
Mempersiapkan
angkatan kerja baru yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan industri
serta meningkatkan keterampilan angkatan kerja yang sudah ada agar lebih
produktif dan berdaya saing.
Pembahasan
soal persiapan program tersebut dilakukan oleh Presiden Joko Widodo bersama
jajaran terkait dalam rapat terbatas yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa
(12/11/2019).
Kepada
jajarannya, Presiden mengatakan, sebagian besar tenaga kerja masih didominasi
oleh lulusan SMP dan di bawahnya. Padahal, dunia usaha dan industri saat ini
memerlukan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan kompetensi yang tinggi.
Oleh
karenanya, diperlukan pembenahan pada sistem pendidikan dan pelatihan bagi para
tenaga kerja tersebut agar dapat diserap dunia usaha dengan lebih baik.
"Supaya
menjadi catatan kita semua, 58 persen tenaga kerja kita itu lulusan SMP ke
bawah. Karena itu reformasi harus dimulai dari hulunya, yaitu pembenahan pada
sistem pendidikan dan pelatihan vokasi," ucapnya.
Melalui
Kartu Prakerja yang sedang disiapkan, pemerintah akan menyalurkan bantuan dana
pelatihan yang dapat memberikan akses yang lebih luas bagi peningkatan
keterampilan dan keahlian.
Nantinya,
para pemegang kartu Prakerja dapat memilih jenis pelatihan yang diminati
melalui platform digital yang tentunya telah dirancang agar sejalan dengan
kebutuhan dunia usaha dan industri.
"Pemilik
Kartu Prakerja bisa memilih langsung pelatihan atau kursus yang diminati
melalui platform digital yang kita siapkan. Mereka boleh memilih pelatihan yang
diminati mulai dari misalnya barista kopi, animasi, desain grafis, bahasa
Inggris, komputer, teknisi, juga programming," ujar Presiden.
Presiden
meminta agar penyelenggaraan pelatihan tersebut tak hanya dilakukan oleh
kementerian maupun lembaga saja. BUMN dan swasta dimintanya untuk dapat
dilibatkan dalam skala yang lebih luas untuk dapat menjangkau para tenaga kerja
yang ada.
"Kita
harapkan ini dikerjakan secara masif lewat penyedia jasa swasta. Ini yang
diprioritaskan. Kemudian yang kedua BUMN juga ikut campur di sini karena BUMN
itu memiliki tempat-tempat pelatihan yang sangat representatif," tuturnya.
Lebih jauh,
Kepala Negara juga menegaskan, program pelatihan tersebut tidak hanya menyasar
pada para lulusan baru atau angkatan kerja baru, melainkan juga harus menjangkau
para pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja.
Dengan
pelatihan baru atau peningkatan kemampuan tersebut, diharapkan para tenaga
kerja tersebut akan dapat terserap kembali oleh dunia kerja.
"Selain
para pencari kerja, korban PHK juga perlu diberikan (akses) yang ingin
meningkatkan keterampilannya melalui program reskilling atau upskilling,"
tandasnya.
Sumber : Biro
Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Post a Comment